Sejarah LAMPION – Chinese Lanterns History
Anda tentu pernah lihat lampion kan? Sebuah alat penerangan yang terbuat dari bambu dan kertas dengan lilin di dalamnya.
Di daratan Cina seperti Cina, Taiwan dan Hongkong, lampion kerap menghiasi kuil-kuil. Benda yang satu ini memang tidak bisa dilepaskan dari perayaan Imlek. Tapi bagi mereka, lampion atau dalam bahasa Mandarin disebut Teng Lo Leng atau Teng Lung, bukan sekedar alat penerangan atau hiasan. Menurut masyarakat Cina, memasang lampion merupakan tradisi akhir tahun yang diartikan sebagai permohonan berkah kepada para dewa.
Konon pada dinasti Ming ada seorang perampok budiman bernama Lie Cu Seng di kota Kaifeng. Dia adalah sosok Robin Hood di zamannya. Dia merampok orang-orang kaya yang pelit atau curang dan lantas membagikannya kepada orang miskin. Namun suatu hari Lie Cu Seng difitnah dan dituding memakan sendiri hasil rampokannya.
Mendengar kabar itu, Lie Cu Seng kemudian menyamar sebagai rakyat jelata. Ia lantas memberitahukan kepada penduduk desa, barang siapa yang memasang lampion berwarna merah di rumahnya akan mendapatkan hasil rampokan Lie Cu Seng si perampok baik hati.
Lie Cu Seng pun menepati janjinya, dia membagi-bagikan hasil rampokannya ke setiap rumah yang memasang lampion merah. Lama kelamaan, penduduk memasang lampion sebagai bentuk penghargaan kepada Lie Cu Seng atas kebaikan hatinya dan hal tersebut berlanjut hingga saat ini.
Namun ada juga yang menyebutkan tradisi memasang lampion bersama-sama erat kaitannya dengan Kaisar Langit. Memasang lampion diyakini mengusir murka sang dewa. Cerita ini bermula saat penduduk desa memutuskan untuk menyerang dan membunuh semua binatang karena banyaknya binatang buas yang menyerbu desa dan membunuh para warga termasuk anak dan balita.
Sayangnya hewan kesayangan Kaisar Langit, seekor Angsa Suci turut terbunuh. Ini membuat sang Kaisar Langit marah bukan kepalang. Kaisar Langit pun berencana untuk mengirimkan badai api ke desa tersebut.
Dewi Langit yang baik hati merasa kasian kepada penduduk memutuskan untuk membantu penduduk dengan cara turun ke bumi. Dia lantas memberitahukan kepala desa untuk menyalakan lampion berwarna disekeliling desa sehingga Kaisar Langit melihat bahwa desa tersebut sudah mendapatkan balasan dari apa yang mereka lakukan dan tidak jadi mengirimkan badai api.
Seiring perkembangan jaman, lampion kini tidak hanya berwarna merah saja. Lampion putih digunakan masyarakat Cina sebagai tanda berkabung. Lampion juga makin banyak digunakan sebagai dekorasi dan aksesoris interior dengan bentuk yang bervariasi. (chinahighlights.com, lantern-festival.com)